Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengajian Rutin Rabu Sore: "Keluarga: Jodoh, Pasangan dan Orangtua"

Keluarga via langsa.info

Sore ini dalam pengajian rutin, pak ustadz Ali akan membahas mengenai keluarga. Bicara keluarga, ada beberapa nama keluarga yang disebut dalam Al-Quran. Sebut saja Surat Al-Lahab dan Ali Imran. Berikut ini catatan yang saya buat. Jika terdapat kesalahan mohon dikoreksi. 
Surat Al-Lahab turun saat Rasululloh SAW sedang menyebarkan ajaran Islam. Keluarga Abu Lahab adalah mereka yang menolak keras Islam. Nama Abu Lahab sebenarnya hanya nama panggilan. Keluarga ini menjadi representasi keluarga yang tidak boleh dicontoh.  Oleh karena itu, jika saat ini ada keluarga yang memusuhi islam, maka mereka bisa disebut keluarga Abu Lahab.

Nama lain yang disebutkan dalam Alquran adalah keluarga Ali Imran. Semua anggota keluarga Imran adalah orang-orang sholeh. Mereka adalah Maryam dan anaknya Isa. Dan inilah contoh keluarga yang harus jadi panutan.

Selain itu, ada juga kisah keluarga Ibrahim. Keluarga yang juga patut dicontoh. Dikisahkan bahwa nabi Ibrahim belum memiliki keturunan dalam usia tua. Kemudian beliau terus berdoa kepada Alloh. Persoalan keturunan ini penting karena menyangkut siapa orang yang akan meneruskan risalah dakwahnya kelak. Akhirnya buah dari kesabaran beliau, isterinya Sarah dan Hajar melahirkan putra.

Namun tidak semua isteri nabi patuh kepada suaminya. Suaminya soleh, isterinya tidak sholehah atau sebaliknya. Seperti halnya keluarga nabi Nuh dan Firaun. 

Menjadi Orangtua
Selain nama keluarga di atas, tentu kehidupan keluarga nabi Muhammad SAW adalah Keluarga yang harus dijadikan panutan. Rasulullah sering membuat hal sederhana dalam rumah tangga agar senantiasa tumbuh kasih sayang. Misalnya, makan sepiring berdua atau berselimut berdua dengan isteri/suami. 
  • Rumah tangga yang dibangun dengan cinta dan diselimuti dengan agama, insyaAlloh akan melahirkan anak yang sholeh/sholehah. Karena Orang tua yang baik akan menjadi contoh yang baik pula untuk anak-anaknya.
  • Orang tua tidak boleh membanding-bandingkan anak. Karena saat kita melakukannya berarti kita sedang menghabisi potensi kebaikan anak kita. Misal, "Dek, Lihat si kakak tuh matematikanya bagus. Kamu mah maen wae sih". Atau "Pasti nilai kamu jelek gara-gara turunan dari si bapak" kata ibunya. Bukannya tambah semangat, malah anak jadi demotivasi dan muncul masalah baru. Orang tua harusnya memberikan motivasi kepada sang anak. Misalnya, "Nak, dulu mama dapat nilai matematika 3, tapi mama terus belajar dan berusaha. Jadi nilai mama naik.  Adek juga bisa seperti itu kalau mau berusaha".
  • Kisah-kisah keluarga dalam Alquran harus dijadikan contoh dan hikmah dalam keluarga kita. 

Tips mencari pasangan:
Untuk jomblowan dan jomblowati yang akan membina rumah tangga, simak tips berikut ini agar keluarga kalian sakinah mawaddah warohmah.
 
1. Dasar utama dalam memilih pasangan adalah fondasi agama. Jika niat kita memilih seseorang karena harta/materi, maka kelak kita akan dimiskinkan. Jika pilihannya karena keturunan, maka kelak kita akan dihinakan. Jadi pilihlah pasangan karena agamanya.

2. Ada rasa cinta. Pilihlah pasangan karena adanya rasa cinta. Perbedaan antara mahabbah dan mawaddah adalah Mahabbah berarti senang/suka sementara waktu. Sedangkan mawaddah adalah rasa sayang pada pasangan yang terus tumbuh bahkan setelah menikah. 

3. Memantaskan diri untuk dipilih oleh orang-orang baik. Perbaiki diri dan yakin Alloh yang akan mempertemukan jodoh kita. Untuk akhwat single, carilah pasangan pada saat shubuh, karena indikasi laki-laki yang tidak shalat shubuh berjamaah adalah adanya sifat munafik. 

Ada sebuah ayat yang menjelaskan tentang "Jodoh yang baik akan bertemu dengan yang baik dan sebaliknya". Nilai baik di sini bukan dilihat oleh manusia, tapi menurut Alloh SWT. Karena belum tentu pasangan kita di dunia adalah pasangannya di akherat. Misalnya orang yang menikah beberapa kali/bercerai. 


*Wallohu'alam bis shawab*